Masya Allah, 153 Pasang Siap Dinikahi Secara Kristen

Ustadz H Murhali Barda
Front Anti Pemurtadan Bekasi

Kasus pemurtadan berkedok sosial Mahanaim, “Bekasi Berbagi Bahagia” (B3) terus bergulir. Umat Islam dari berbagai elemen bersatu, bahu membahu menyelamatkan saudaranya dari aksi pemurtadan. Ihwal B3, ada bantahan dari pihak Mahanaim, bahwa B3 merupakan murni kegiatan sosial.




Bahkan pernikahan massal juga mengakomodasikan semua agama. Yayasan Mahanaim, klaimnya merupakan yayasan sosial yang tidak berlandaskan agama tanpa ada pembatasan jumlah orang dan bebas biaya apa pun. Benarkah begitu, berikut hasil investigasi dari Font Anti Pemurtadan Masyarakat Bekasi yang terungkap dari wawancara Eman Mulyatman dengan Ustadz H Murhali Barda, Aktivis Front Anti Pemurtadan Bekasi:

Bagaimana perkembangannya?
Alhamdulillah, B3 sudah dibatalkan. Hasil penelusuran terakhir kami ada 153 pasang. Bayangkan 153 pasang pengantin yang siap dinikahkan massal. Belum lagi ada 40 yang datanya masih di tangan mereka.

Bisa cerita, bagaimana Anda mendapatkan data itu?
Atas karunia Allah SWT, ternyata umat Islam Bekasi sangat peduli. Terbukti dari berbagai elemen bersatu menghadapi aksi pemurtadan Mahanaim ini. Ketika ada seruan untuk menyelidiki aksi Mahanaim dengan B3-nya, dari sana-sini langsung berebut memberi laporan. Hari Ahad, 30/11, kita menemukan aksi ini di empat titik; Bantar Gebang, 2 di Pekayon dan Cikunir.

Jadi responnya masyarakat besar ya?
Warga berbicara dengan ketua RT setempat. Alhamdulillah mereka paham bahwa ini aksi pemurtadan. Terus mereka langsung bergerak bersama membubarkan. Awalnya Mahanaim ngotot bertahan, tapi akhirnya mengalah. Bubar.
Malam itu juga, kami menelepon Pak Walikota Bekasi Mochtar Mohammad yang sedang menunaikan ibadah haji. Dia merespon, “Saya minta maaf, karena semua itu tidak ada dalam proposal rangkaian acara, izinnya cuma potong tumpeng,” katanya dari ujung telepon.

Soal pernikahan massal itu bagaimana?
Rencananya, tanggal 6 Desember akan dilaksanakan. Kami yang berjenggot ini tidak bisa masuk. Alhamdulillah, Pak Kosim, bisa negosiasi dengan pihak Mahanaim dan mendapatkan data 153 pasangan yang siap menikah massal. Tapi, masih ada 40 pasang lagi yang terdata dan belum kami dapatkan.

Siapa saja yang menemani Pak Kosim?
Pak Kosim mengaku sebagai wakil dari Masyarakat, bukan MMI, FPI atau FBR.”Terima kasih pada bapak-bapak di Mahanaim karena telah peduli. Tapi jangan memancing di kolam orang lain. Jangan membaptis orang Islam,” kata Pak Kosim. Lalu Pak Kosim keesokan harinya disuruh datang untuk mengambil data itu. Ternyata yang mengumpulkan data itu dari pengurus Rt masing-masing. Mereka dikibuli, (ditipu) dan mereka merasa ini adalah instruksi karena ada cap dari walikota. Mereka menunggangi penguasa. Di lokasi pertemuan itu sudah dikelilingi aparat dari TNI, Polisi. Menurut laporan ada juga beberapa preman.

Selanjutnya dibawa ke mana data itu?
Kami berkoordinasi dengan Departemen Agama. Sementara menunggu validasi kata orang Depag. Saya sempat kesal karena ini situasi emergency. Depag Harus memfasilitasi karena ini sudah menjadi tanggung jawab negara.

Perlu Dana besar?
Mahanaim menyediakan 500 juta. Makanya saya imbau kita untuk sama-sama urunan, patungan bersama karena mereka itu semua orang miskin. Kita perlu dana bukan hanya untuk pernikahan mereka. Masak nikah tidak perlu kado. Tapi alhamdulillah berita terakhir saya dengar Depag bersedia menangani. Pihak Depag akan meneruskan ke KUA masing-masing. (emy)

sumber : www.sabili.co.id